BAB I
PENDAHULUAN
Standar Kompetensi Menerapkan metode pengembangan moral dan nilai-nilai agama di Taman Kanak-kanak.
Kompetensi Dasar Menjelaskan hakeket pola orientasi moral anak usia Taman Kanak-kanak
Materi Perkuliahan Pengertian Istilah, Hakikat Pembahasan, Kajian teori perkembangan moral dan moralitas anak Taman Kanak-kanak.
A. Pengertian Istilah
Menurut kamus, arti “pola” dapat diartikan sebagai sebuah bentuk (struktur) yang tetap ( Kamus Bahasa Indonesia, 1990). Dari pola tersebut kita dapat membentuk berbagai model apapun sesuai kehendak yang kita miliki. Namun, sebaik apapun bentuk yang dibuat secara prinsip itu harus tetap berpedoman pada standar awal yang kita lihat. Demikin pula dengan langkah-langkah dalam rangka pengembangam moral anak. Pada
usia Taman Kanak-kanak anak telah memiliki pola moral yang harus dilihat dan dipelajari dalam rangka pengembangan moralitasnya. Mereka telah memiliki standar baku prinsip-prinsip moral yang universal, dan sangatnunik untuk dipelajari sehingga orientasi kita sebagai pendidik yang akan mengembangkan moralnya diharapkan dapat menyesuaikan dengan pola moral anak itu sendiri.
B. Hakikat Pembahasan
Pada bagian ini akan mempelajari tentang dasar landasan orientasi pola perkembangan moral atau hal yang mendasari perhitungan ketaatan dan kepatuhan seseorang terhadap sesuatu.
Orientasi Moral menurut Peter (1979) disamakan dengan moral Position atau ketetapan hati. Lebih lanjut peter menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan moral position itu dimiliki seseorang terhadap suatu nilai moral yang didasari oleh dua landasan perhitungan/penilaian, yaitu: Cognitif motivation aspects, dan affective motivation aspect.
C. Kajian Teorei Perkembangan Moral
Di antara teori-teori yang paling dominan dalam pembahasan perkembangan moralitas anak adalah teori yang bearsumber dari Piaget, John Dewey, dan Kohlbergh. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menurut John Dewey
Tahapan perkembangan moral seseorang itu akan melewati 3 fase sebagai berikut:
a. Fase Pre Moral atau Convensional, pada level ini sikap dan perilaku manusia banyak dilandasi oleh impuls biologi dan sosial.
b. Tingkat konvensional, perkembangan moral manusia pada tahapan ini banyak didasari oleh sikap kritis kelompoknya.
c. Autonomous, pada tahapan ini perkembangan moral manusia banyak dilandasi pada pola pikirannya sendiri.
Apresiasi kita terhadap teori di atas adalah bahwa pada dasarnya manusia memiliki kesamaan perkenbangan moral, seperti pada awal kehidupannya manusia tidak memiliki konsep berkehidupan yang mencerminkan nilai moral. Pendidikan memiliki peran strategis dalam hasl ini, sebab tanpa landasan pendidikan, manusia akan banyak dikendalikan oleh dorongan kebutuhan biologisnya belaka
Anak Taman Kanak-kanak, secara teoritis berada pada fase pertama dan kedua. Oleh sebab itu, seorang guru Taman Kanak-kanak perlu memperhatikan kedua karakteristik tahapan perkembangan moral tersebut.
2. Menurut Piaget
Terkait dengan ini Piaget mengemukan bahwa seorang manusia dalam kehidupannya akan melalui rentangan perkembangan moral heteronomous (usia 2 – 6 tahun) dan autonomous ( 12 tahun)
Tahapan heteronomous memiliki makna bahwa seseorang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian kuat dalam menentukan sikap dan perilaku, atau dapat dikatakan bahwa dalam menetukan pilihan keputusan sebuah perilaku, masih dilandasi aneka ragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan.
Pada tahapan autonomous seorang anak manusia telah memiliki kemampuan sendiri dalam menetukan keputusan sikap dan prilaku moralitasnya.
D. Moralitas Anak Taman Knak-kanak
Moralitas Anak Taman Kanak-kanak dan perkembangan dunia mereka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Sikap dan Cara Berhubungan dengan Orang Lain (Sosialisasi)
Minat anak untuk berhubungan dengan orang lain mulai terlihat sejalan dengan perkembangan fisik, motorik, dan bahasanya. Setelah anak berusia 2 tahun ruang geraknya sudah lebih luas didukung oleh keterampilan berjalan yang semakin baik dan sempurna. Kemampuan bahasanya semakin berkembang yang memungkinkan untuk mulai memaha,I pembicaraan orang lain dan mengungkapkan keinginan-keinginannya dengan bahasa yang sederhana. Pada saat itulah kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang disekitarnya mualai berkembang pula, tidak terbatas kepada orang tua saja tetapi juga denagn orang –orang di luar rumah yang pernah ditemuinya.Misalnya bila anak bertemu dengan seseorang yang lebih tua, maka orang tuanya mengajarkan untuk member salam dengan tangan kanan. Orang tua mengajarkannyadengan bahasa yang jelas dan sederhana sambil member contoh dengan tindakan nyata.
2. Cara Berpakaian dan Berpenampilan
Orang tua dan guru Taman Kanak-kanak juga perlu menjelaskan
Bahwa pemnampilan dan cara berpakaian seseorang dapat memberi kesan tentang perilaku moral seseorang.Individu yang berpenampilan, berpakaian ataupun bergaya hidup yang tidak sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku di masyarakat sekitar, akan dinilai sebagai individu yang berperilaku moral kurang baik.
3. Sikap dan Kebiasaan Makan
Orang tua sudah mulai dapat mengajarkan tata cara makan kepada anaknya seiring dengan perkembangan motorik halus yang terjadi pada anak yaitu ketika anak sudah mulai dapat mengendalikan gerakan tangannya untuk melakukan sesuatu kegiatan, seperti memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Sikap dan Perilaku Anak yang Memperlancar Hubungannya dengan Orang lainPenanaman moral kepada anak usia pra sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara dan lebih disarankan untuk menggunakan pendekatan yang kebih bersifat individu, persuasive dan informal. Pendekatan individual artinya anak diperlakukan sebagai individu yang unik, yang tidak selalu dapat diperlakukan sama dengan anak lain, walaupun dengan usia yang sama. Pendekatan yang bersifat agamis saat ini juga dirasakan sangat perlu, terutama untuk menjelaskan kepada anak mana perbuatan yang secara agama dinilai benar atau salah, buruk atau baik dan apa pula konsekwensi dari perilakunya tersebut. Misalanya anak yang beragama islam sejak dini harus dikenalkan tentang sholat dan membaca Al Qur an
E. Rangkuman
Pada Usia Taman Kanak-kanak anak telah memiliki dilihat dan pola moral yang harus dilihat dan dipelajari dalam rangka pengembangan moralitasnya. Orientasi moral diidentifikasikandengan moral position atau ketetapan hati, yaitu sesuatu yang dimiliki seseorang terhadap suatu nilai moral yang didasari oleh cognitive motivation aspects dan affective motivatin aspect
4. Menurut John Dewey terhadap perkembangan moral seseortang akan melewati 3 fase, yaitu premoral, conventional dan autonomous. Anak Taman Kanak-kanak secara teori berada pada fase pertama dan kedua. Oleh karena itu guru diharapkan memperhatikan
kedua karakteristik tahapan moral tersebut. Sedangkan menurut Piaget, seorang manusia dalam dalam perkembangannya melalui tahapan heteronomous dan autonomous.
Penanaman moral kepada anak usia Taman Kanak-kanak dapat dilakukan dengan berbagai cara dan disarankan untuk menggunakan pendekatan yang bersifat individual, persuasive, demokratis, keteladanan,informal dan agamis.
Beberapa program yang dapat diterapkan di Taman Kanak-kanak dalam rangka menanamkan dan mengembangkan perilaku moral anak diantaranya dengan bercerita, bermain peran, bernyanyi, mengucapkan sajak, dan program pembiasaan lainnya.
F. Tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Effective Motivation Aspects menurut Peter.
2. Jelaskan tahapan perkembangan moral menurut John Dewey
3. Jelaskan yang dimaksud dengan pendekatan individual
5.
Jumat, 11 Desember 2009
Langganan:
Komentar (Atom)